Prof. Dr. H. Wahyu, MS
25 Maret 2023
Zoom
Pada kuantiatif, teori lebih mudah, teori hanya mengacu kepada variabel.
Pada kualitatif, teori akan menyesuaikan dengan perkembangan fenomena yang terjadi dilapangan, sehingga teori bisa berubah-ubah.
Pada kualitatif, teori pada proposal bersifat tentatif, hanya sebagai acuan/rambu-rambu.
Jika dilapangan fenomena berubah, maka teori ikut berubah.
Secara penyusunan teori, kualitatif lebih rumit daripada kuantitatif.
Dalam menyusun penelitian kualitatif, harus banyak referensi, dan keluasan wawasan.
Populasi dan sampel hanya berlaku pada pendekatan kuantitatif. Terdapat istilah probabilitas dan generalisasi.
Pada kualitatif dikenal non probabilitas. Tidak ada generalisasi, namun dikenal istilah kasus, fenomenologis, naratif.
Ada istilah transfer ability. Misalnya penelitian SMAN 1 Kapuas, berarti penelitian itu hanya berlaku untuk SMAN 1 Kapuas, tidak bisa digeneralisasikan.
Jika penelitian pada SMAN 1 Kapuas mempunyai ciri-ciri yang sama dengan SMAN 2 Kapuas, maka bisa diterapkan juga pada SMAN 2 Kapuas. Hal ini pada kualitatif disebut dengan transfer ability.
Pada kualitatif, ada 3 elemen: 1. Tempat; 2. Pelaku; 3. Aktifitas.
Contoh pada pasar, sudah dapat dilakukan penelitian kualitatif, tempatnya pasar, pelakunya pedagang, aktifitasnya jual beli.
Pada administrasi pendidikan ULM, ketentuan minimal ada 2 situs, dengan ciri yang sama (kemiripan). Contoh: 2 sekolah dengan akreditasi yang sama. Tidak boleh 1 sekolah akreditasinya A, 1 sekolah akreditasinya B.
Beda S1 S2 S3, seringkali terdapat pada tingkat kedalaman yang dikembangkan di variabel.
Pada pendekatan kualitatif, sumber data disebut informan, partisipan, narasumber, teman, guru. Namun yang paling umum disebut informan.
Pada kuantitatif, sumber data disebut responden.
Pada kualitatif, menemukan, mengkontruksi fenomena menjadi teori. (deduktif ke induktif)
Kualitatif, pengambilan sampel tidak random.
Cara pengambilan sampel kualitatif ada disebut purposive sampling dan snowball sampling.
Purposive -> berdasarkan pertimbangan peneliti. Misalnya, bagaimana memotret kecakapan matematika anak, maka yang menjadi sumber data adalah guru matematika.
Data diambil hingga jenuh atau sampai semua permasalahan sudah dirasa terjawab.
Misalnya meneliti gaya kepemimpinan, maka yang menjadi sumber data adalah kepala sekolah.
Pada kualitatif, untuk sumber data biasanya tidak menyebutkan jumlahnya.
Pada kuantitatif, jumlah sampel harus jelas.
Jumlah informan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
Pada snowball, informan bertambah banyak. Misalnya ingin meneliti kegiatan ekstrakurikuler, maka pertama informannya adalah kepsek, kemudian bisa ke pembina ekskul, para pelatih, kemudian ke para peserta ekskul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar