Ustaz Dr.Sadam Husein, Lc, MA03 Rabiul Awwal 1445 / 17 September 2023
Masjid As Salam Samsat
Allah Ta'ala menampakkan diri di akhirat.
Tempat pertama Allah menampakkan wajah adalah pada padang masyhar.
Padang masyhar berwarna putih ke merah-merahan.
Tidak ada naungan pada padang masyhar kecuali naungan Allah.
Allah menunjukkan diri di padang masyhar, namun ulama berbeda pendapat siapa yang dapat melihat Allah pada saat itu.
Pendapat pertama, semua manusia saat itu bisa melihat Allah.
Pada pendapat ini, orang beriman melihat Allah dalam keadaan tenang, walaupun belum setenang saat melihat Allah saat di surga.
Orang beriman meskipun dapat melihat wajah Allah namun penglihatan ini masih diliputi kekhawatiran dan bukan merupakan nikmat.
Orang kafir dan munafik, kata para ulama seperti pencuri melihat polisi. Semakin takut.
Pendapat kedua, hanya orang beriman dan orang munafik yang dapat melihat wajah Allah di padang masyhar. Orang munafik termasuk karena di dunia, mereka dianggap orang beriman.
Pendapat ketiga, hanya orang beriman saja.
Dari ketiga pendapat ini tidak ada pendapat yang dikuatkan.
Tempat kedua Allah menampakkan wajah adalah di surga.
Dua syubhat tentang argumen penetapan orang beriman dapat melihat wajah Allah.
1. Kaum muktazilah, kaum yang mengedepankan akal. Kaum ini secara kelompok sudah tidak ada, namun pemikirannya akan terus ada. Mereka berdalil, nabi Musa tidak bisa melihat Allah, padahal nabi Musa adalah orang beriman. Untuk menjawab ini, maka Allah memang tidak dapat dilihat di dunia.
2. Al an'am:163. Allah tidak diliputi dengan pandangan-pandangan. Artinya Allah tidak dapat dilihat. Untuk menjawab ini, memang manusia tidak bisa melihat Allah dari berbagai sisi, karena Allah maha besar, lebih besar dari arsy (makhluk Allah terbesar). Manusia di akhirat hanya melihat bagian yang Allah tampakkan.
Keyakinan ahlussunah wal jamaah bahwa Allah berbicara. Allah mengajak sebagian makhlukNya utk berbicara.
Allah berbicara dengan nabi Adam, nabi Musa, nabi Muhammad. Allah juga berbicara dengan malaikat jibril.
Alquran adalah perkataan Allah, dengan suara yang didengar oleh jibril bahkan huruf dari Alquran berasal Allah sendiri.
Ada kelompok (jahmiyah) yang berpendapat bahwa Allah tidak berbicara. Namun Allah menciptakan makhluk yang dapat mengeluarkan suara dari Allah.
Hal ini rancu, Allah dapat menciptakan makhluk yang dapat berbicara. Namun Allah tidak berbicara.
Ada lagi kelompok kulabiyah yang mengatakan Alquran adalah hikayat. Mereka berpendapat alquran bukan perkataan Allah.
Hikayat maksudnya perkataan yang diceritakan ulang, tidak murni.
Yang menceritakan ulang bisa jibril atau nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam.
Sementara Alquran yang asli ada di sisi Allah Ta'ala.