03 Juli 2022 / 04 Dzulhijjah 1433
Masjid Al Faruq Banjar
Ibadah tidak bisa diterima kecuali dibangun berdasarkan ilmu.
Mencari berkah, mencari kebaikan yang tetap dan berkesinambungan.
Mencari berkah ada yang sesuai syariat dan ada yang tidak, bahkan bisa menjerumuskan ke dalam kesyirikan.
Mencari berkah seringkali sudah menjadi budaya sehingga sulit untuk disadarkan.
Kuburan banyak dianggap sebagai tempat yang berkah. Padahal masjid adalah tempat yang berkah.
Dalam bahasa arab, barokah maknanya adalah bertambah dan menetap.
Diantara sebab mencari keberkahan adalah bersyukur. Saat hamba bersyukur, nikmat akan ditambah. Maka bersyukur adalah sebab keberkahan.
Keberkahan hanya datang dari Allah.
Oleh karena itu, mencari keberkahan harus sesuai dengan yang dijelaskan oleh syariat.
Sifat Allah Tabaraka, hanya boleh dinisbatkan kepada Allah. Tabarakallah.
Allah menentukan zat, tempat, waktu yang berkah.
Allah memberikan keberkahan kepada para nabi.
Nabi Isa adalah hamba Allah yang selalu diberkahi dimanapun berada. Hikmah dari para ulama, karena beliau senantiasa mengajarkan kebaikan.
Allah memilih sebagian tempat memiliki keberkahan seperti Mekkah, Madinah.
Mengambil berkah di Mekah dan Madinah adalah dengan cara beribadah disana, bukan dengan mengambil tanahnya atau zat yang lain.
Allah memberi keberkahan pada sebagian waktu seperti bulan Ramadhan, malam Lailatul Qadar, 10 hari awal bulah Dzulhijjah, hari jumat, sepertiga malam terakhir.
Mengambil keberkahan di waktu yang memiliki keberkahan adalah dengan beribadah pada waktu tersebut.
Allah juga memberi keberkahan terhadap benda seperti hujan, makan sahur.
Makanan yang berkah adalah makanan yang membawa kedalam ketaatan kepada Allah.
Air zamzam, kurma ajwa, pohon zaitun juga mengandung keberkahan.
Keberkahan ada 2, keberkahan agama, keberkahan dunia.
Keberkahan agama contohnya adalah 3 masjid, masjidil haram, masjid nabawi, masjidil aqsa.
Keberkahan dunia contohnya zaitun, zamzam, air hujan, kesehatan.
Keberkahan juga terbagi 2, keberkahan zat dan keberkahan maknawi.
Keberkahan ka'bah adalah keberkahan maknawi, bukan zat. Sehingga meraih keberkahan ka'bah bukan dengan mengambil zatnya.
Keberkahan zat, seperti air hujan, air zamzam, kurma.
Fisik nabi Muhammad adalah keberkahan zat. Namun ini tidak bisa dikiaskan ke orang lain.
Para sahabat tidak pernah menjadikan zat fisik diri mereka sebagai sumber keberkahan.
Para tabi'in tidak pernah mencari keberkahan kepada para sahabat secara zatnya.
Mengambil berkah kepada orang salih (secara zat) akan menyebabkan berlebih-lebihan kepada orang salih.
Berlebih-lebihan kepada orang salih dapat menyebabkan kesyirikan.
Mengambil berkah kepada orang salih dapat menyebabkan fitnah bagi orang salih tsb seperti ujub.
Para sahabat tidak meminta keberkahan antar para sahabat yang lain.
Mengambil berkah dari orang salih adalah dengan mengambil ilmu, minta nasihat dari beliau. Contohnya para sahabat saling belajar.
Hukum mencari keberkahan dari pohon atau batu adalah kesyirikan, karena mencari keberkahan adalah ibadah dan ibadah hanya ditujukan kepada Allah.
Mencari keberkahan yang tidak sesuai syariat bisa syirik kecil, bisa juga syirik besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar